TUG8TSd0BUz9TfY5GUWlGUM5BY==

KCFI Gelar Diskusi Film Folklore Jembrana dan Nobar Bioskop Bisik

Jembrana - Komunitas Cinta Film Indonesia (KCFI) bersama Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Jembrana menggelar Diskusi Film Folklore Jembrana dan Nonton Bareng (Nobar) Bioskop Bisik pada 17–18 Desember 2025 di Gedung Sentra Tenun, Kabupaten Jembrana, Bali.


Lembaga lain yang juga terlibat dalam acara ini, Yayasan Baliomics Global Sinergi dan Himpunan Film Maker Bali. 

Ketua Umum KCFI, Budi Sumarno menjelaskan, kegiatan ini menjadi ruang temu antara pemerintah, pelaku film, akademisi, dan masyarakat dalam rangka memperkuat literasi film sekaligus mendorong pelestarian budaya lokal melalui medium perfilman.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, film folklore memiliki peran strategis dalam menjaga ingatan budaya dan identitas daerah di tengah arus globalisasi.

“Film bukan hanya hiburan, tetapi juga arsip kebudayaan. Melalui diskusi dan nobar ini, KCFI ingin mendorong agar cerita rakyat dan kearifan lokal Jembrana terus hidup dan terdokumentasi dengan baik melalui karya film,” ujarnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya KCFI dalam membangun ekosistem perfilman berbasis komunitas yang inklusif dan berkelanjutan, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah hingga pegiat film dan generasi muda.

Diskusi ini menghadirkan sejumlah narasumber nasional dan daerah, di antaranya Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna, Dr. Syaifullah Agam, S.E., M.Ec., Ph.D. (Direktur Film, Musik dan Seni), Luh Putu Diah Puspayanthi, S.H., M.M. (Anggota DPRD Kabupaten Jembrana), serta para praktisi film dan seni seperti Niniek L. Karim, Muhammad Yusuf, dan Firmansyah Dimmy.

Selain diskusi publik, kegiatan ini juga diisi dengan pemutaran film melalui konsep Bioskop Bisik, yang memberikan pengalaman menonton alternatif sekaligus membuka ruang dialog langsung antara pembuat film dan penonton.

Budi Sumarno berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan minat generasi muda terhadap film berbasis budaya lokal serta memperkuat jejaring antar komunitas film di Indonesia.

“Kami ingin Jembrana menjadi salah satu contoh bagaimana folklore lokal bisa diangkat secara kreatif dan berdaya saing melalui film. Ke depan, KCFI akan terus mendorong kegiatan serupa di berbagai daerah,” pungkasnya.

Kegiatan ini terbuka untuk umum dan peserta akan mendapatkan e-sertifikat sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi dalam penguatan literasi film dan budaya. (Imron Supriyadi)

Komentar0

Type above and press Enter to search.