TUG8TSd0BUz9TfY5GUWlGUM5BY==

Ling Tien Kung Resmi Diapresiasi Kemenpora sebagai Komunitas Olahraga Kesehatan

Ling Tien Kung (LTK) kembali menjadi sorotan publik sebagai metode terapi alternatif yang menawarkan pendekatan kesehatan tanpa alat, tanpa biaya, dan tanpa obat. Senam terapi ini dikenal dengan gerakan perlahan yang berfokus pada aktivasi energi vital tubuh, terutama melalui dua gerakan khas—empet-empet anus dan jinjit-jinjit—yang dipercaya mampu membantu pemulihan kondisi fisik serta menjaga kebugaran.

Di tengah maraknya tren gaya hidup sehat, LTK menegaskan posisinya sebagai komunitas olahraga kesehatan yang bersifat murni non-profit. Organisasi ini tidak memiliki hubungan dengan ormas keagamaan, kelompok politik, maupun entitas bisnis. Aktivitasnya fokus pada pembinaan masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan melalui latihan yang aman, ringan, dan dapat dilakukan siapa saja.

LTK menggabungkan gerakan tubuh lembut dan pengaturan napas untuk merangsang fungsi organ dalam. Konsep ini ditujukan sebagai terapi yang membantu memperbaiki sirkulasi darah, meningkatkan fleksibilitas, serta mengurangi ketegangan dan stres. Kepraktisan gerakannya membuat senam ini berkembang pesat di berbagai daerah dan menarik minat berbagai kalangan, terutama lansia dan masyarakat yang membutuhkan olahraga low-impact.

Di ranah nasional, LTK mendapat apresiasi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) karena dinilai memiliki kontribusi positif dalam menggerakkan masyarakat untuk hidup lebih sehat. Berbekal semangat kebersamaan, komunitas ini tumbuh menjadi wadah bagi para relawan yang ingin berkontribusi dalam edukasi kesehatan tanpa embel-embel kepentingan politik atau komersial.

Metode ini dirintis oleh Awiek Wijaya atau Fu Long Swie, warga Indonesia kelahiran Bali yang lama bermukim di Surabaya. Ia mengembangkan teknik senam ini melalui perjalanan pribadi dalam proses pemulihan cedera. Pengembangan metode dilakukan dengan memahami konsep energi kehidupan atau Ci, yang diyakini mengalir melalui pusat perut hingga area anus sebagai sumber vitalitas tubuh.

Banyak praktisi LTK menyebut bahwa senam ini membantu mereka dalam menormalkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, menstabilkan gula darah, hingga meredakan nyeri saraf. Gerakan empet-empet anus dipercaya dapat mengoptimalkan aliran darah, sementara jinjit-jinjit bermanfaat memperkuat saraf dan struktur tulang. Kombinasi keduanya dianggap mampu menjaga performa tubuh secara menyeluruh.

Dari sudut pandang keagamaan, metode ini umumnya dapat diterima selama niat dan praktiknya tetap berada dalam koridor akidah Islam. Selama gerakan yang dilakukan bersifat fisik, tidak mengandung unsur pemujaan, dan tidak mengalihkan kewajiban ibadah, maka latihan ini dinilai sebagai aktivitas mubah yang bahkan dapat bernilai ibadah apabila diniatkan untuk menjaga kesehatan tubuh.

Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat, Ling Tien Kung terus berkembang sebagai komunitas olahraga kesehatan yang inklusif. Fokus pada gerakan sederhana, manfaat nyata, serta komitmen menjauh dari unsur politik menjadikan LTK sebagai salah satu alternatif olahraga yang dipercaya mampu menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran. (GS)

Komentar0

Type above and press Enter to search.